Setelah Organisasi Muhammdiyah didirikan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H atau 18 November 1912 oleh K.H.Ahmad Dahlan, organisasi ini terus mengalami perkembangan sampai akhirnya sekarang bernama Persyarikatan Muhammadiyah. Pada awalnya organisasi ini didirikan dengan misi dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan/mengajak untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan munkar) di tengah-tengah masyrakat yang masih memiliki kebudayaan yang berbau syirik, tahayul, dan kurofat (QS. Ali Imran : 104). Selain itu gerakan ini juga bertujuan supaya manusia kembali kepada ajaran islam yang sebenarnya, yaitu kembali kepada petunjuk Al-qur’an dan sunah Rasulullah Saw (QS. An-nisa’ : 82) sehingga terwujud ‘Izzul islam yaitu kejayaan islam sebagai ideologi dan kemuliaan umat islam yang hakiki.
Dengan didirikannya organisasi atau persyarikatan ini diharapan dakwah islam dapat berjalan dengan rapi dan teratur (QS. Ash-Shof : 4) antara yang satu dengan yang lainnya saling menguatkan, karena orang mukmin satu dengan yang lain bagaikan satu bangunan, satu bagian dengan bagian yang lainnya saling mengokohkan, Rasulullah Saw sambil memperagakan dengan menyusupkan jari-jarinya (HR. Bukhori dan Muslim) dengan organisasi tersebut visi, misi dan tujuan yang akan di capai dapat terwujud dengan mudah.
Pada awalnya gerak langkah organisasi ini tidak semulus apa yang dibayangkan, karena di sana ada ujian, rintangan, bahkan hambatan yang selalu mengiringinya, sebagaimana yang telah di gambarkan dalam film yang berjudul “SANG PENCERAH” sutradara Hanung Bramantyo dari Yogyakarta. Dalam suatu organisasi hambatan bukanlah suatu masalah, justru hambatan dan tantangan itu adalah wahana pendidikan yang mengajaknya untuk terus maju. Akhirnya khalayak umum pun mau menerima dakwah tersebut, setelah merasakan peran dan kiprah organisasi ini di dalam masyarakat.
Adapun aspek dakwah Muhammadiyah antara lain :
ü Dalam rangka mengajak umat islam kembali kepada Al-qur’an dan As-sunah dengan mengadakan pengajian dan kajian-kajian rutin,
ü Dalam rangka ikut serta dalam mencerdaskan bangsa dengan mendirikan lembaga pendidikan dari mulai TK sampai perguruan tinggi,
ü Dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan mengurangi anak-anak gelandangan dengan cara mendirikan asrama yatim piyatu dan dhu’afa,
ü Dalam rangka ikut serta menyehatkan bangsa dengan mendirikan rumah sakit PKU,
ü Dalam rangka melatih ketangkasan dan ketahanan diri dengan cara mendirikan persilatan tapak suci,
ü Dalam rangka memperluas jaringan dakwah dengan memperluas ranting dan amal usaha yang lainnya.
Amal usaha Muhammadiyah yang ada di indonesia sangat banyak dan sudah mencakup semua aspek kehidupan. Dengan demikian persarikatan muhammadiyah memiliki andil yang sangat besar dalam memajukan dan mensejahterakan bangsa dan negara, selain itu Muhammadiyah juga memiliki visi dan misi yang mulia di hadapan Allah SWT.
Sampai sekarang gerakan ranting cabang dan amal usaha Muhammadiyah semakin maju dan berkembang, tidak hanya memiliki nama di dalam negeri namun juga sampai ke manca negara (Suara muhammadiyah), ini semua berkat semangat dakwah warga Muhammadiyah dalam segala aspek kehidupan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan umat islam.
Dalam rangka memajukan dan menghidupkan ranting, cabang dan amal usaha Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah memiliki aturan dan manajemen pengelolaan yang jelas. Sehingga apabila kita dapat menjalankan sesuai dengan prosedur maka ranting, cabang dan amal usaha Muhammadiyah akan mampu berkembang pesat, namun realitanya tidak semua ranting, cabang dan amal usaha Muhammadiyah berkembang. Disisi lain ada yang berkembang dan maju namun ada pula yang stagnan (jalan ditempat) bahkan ada ranting dan cabang Muhammadiyah yang hanya sebatas nama. Apakah yang sebenarnyasedang terjadi pada diri Muhammadiyah? Sebenarnya apabila kita pahami dan kita renungi banyak hal yang menyebabkannya tidak berkembang, namun secara garis besar dipengaruhi oleh pengelola atau pengurus ranting, cabang maupun amal usaha itu sendiri.
Perkembangan daerah, cabang dan ranting Muhammadiyah sangat di pengaruhi oleh berkembangnya amal usaha yang ada dibawah naungannya. Apabila amal usaha tersebut maju dan berkembang rata-rata kagiatan yang ada daerah, cabang atau pun ranting juga ikut maju. Namun sangat ironis sekali pabila amal usaha yang ada di cabang atau daerah sangat maju namun kegiatan yang terdapat di dalam daerah, cabang atau ranting tidak berkembang, karena sebenarnya berkembangnya amal usaha Muhammadiyah memiliki andil yang sangat besar dalam perkembangan cabang atau ranting Muhammadiyah.
Kalau berbicara Muhammadiyah tidak akan lepas tentang Ortom (organisasi persayrikatan Muhammadiyah) dan amal usaha Muhammadiyah itu sendiri. Keduanya saling berkaitan dan memiliki hubungan dan tujuan yang sama dalam rangka memajukan Persyarikatan Muhammadiyah. Ortom meliputi Pimpinan Pusat Muhammdiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Aisyah, Nasyiyatul Aisyah, AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah), IPM (ikatan pelajar Muhammadiyah), Tapak suci, KOKAM, dll. Sedangkan Amal usaha Muhammadiyah meliputi TK-ABA, SD/MI, SMP, SMA Muhammadiyah, Panti Asuhan yatim piyatu dan dhu’afa Muhammadiyah, PKU, STIKES, Pondok Pesantren Muhammdiyah, BMT Muhammadiyah, dll.
Indikasi berkembangnya ranting, cabang dan amal usaha muhamdiyah yaitu berjalannya aktifitas kegiatan kemuhammadiyahan yang semakin baik seperti adanya kajian-kajian, kegiatan-kegiatan dakwah, kegiatan sosial, aktifnya setiap Ortom (Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah) dalam menjalankan programnya dan semakin banyaknya simpatikan serta dukungan dari masyarakat dalam mengembangkan misi dakwah Muhammadiyah.
Untuk itu agar Ortom dan amal usaha Muhammadiyah dapat berkembang, maka langkah awalnya yaitu harus terlebih dahulu menghidupkan gerak langkah ranting, cabang dan amal usaha Muhammadiyah. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam mewujudkan gerak langkah menghidupkan ranting, cabang dan amal usaha Muhammadiyah, diantaranya yaitu :
1. Pengurus harus orang Muhammadiyah yang memiliki loyalitas terhadap organisasinya.
Kadang kita temui disebuah kepengurusan Ortom atau amal usaha Muhammadiyah, yang pengelolanya bukanlah orang Muhammadiyah. Sehingga dalam menjalankan tugasnya ada unsur keterpaksaan, tidak benar-benar ingin memajukan Muhammadiyah, kalaupun mereka mau memajukan biasanya ada kepentingan tertentu di balik kegiatan tersebut, bahkan ada pula yang ingin merebut amal Usaha Muhammadiyah menjadi milik oranisasi lainnya atau milik pribadi. Maka dari itu hendaklah pengurus berasal dariorang Muhammadiyah yang memiliki jiwa loyal terhadap organisasinya.
Struktur kepengurusan memiliki pengaruh yang sangat penting dalam menghidupkan serta mengembangkan amal usaha Muhammadiyah dan Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah, untuk itu hendaklah pengurus memiliki Visi dan Missi sesuai dengan persyarikatan.
2. Pengurus harus memiliki pengalaman organisasi.
Setelah pengurus adalah orang Muhammadiyah, maka selanjutnya pengurus haruslah memiliki pengalaman organisasi baik ketika di sekolah, di bangku perkuliahan, di kantor/tempat kerja maupun dikampungnya. Berbeda sekali apabila pengurus Muhammadiyah memiliki pengalaman organisasi dengan yang sama sekali tidak pernah berorganisasi. Pengurus yang memiliki pengalam organisasi, mereka biasanya memiliki jiwa sosial, komunikatif, dan strategi pengelolaan yang bagus.
Pengalaman organisasi adalah sebuah ilmu, apabila hidup tanpa ilmu maka bagaikan berjalan di tengah malam yang gelap gulita, tanpa cahaya. Tanpa ilmu, sedikit sekali yang dapat diperbuat manusia dalam hidupnya dan manusia tersebut tidak akan mampu menegakkan aturan dan syariat Allah dengan sukses, karena ilmu merupakan pintu untuk meraih hidayah Allah (Zero to Hero : 71)
3. Pengurus harus memiliki pandangan ke depan tentang Muhammadiyah
Banyak cabang, ranting atau amal usaha Muhammadiyah yang berkembang dan maju, hal itu disebabkan karena sistem yang berjalan dengan bagus dan juga karena sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Mereka biasanya memiliki visi dan missi yang kuat dalam mengembangkan dakwah di Muhammadiyah sehingga mereka bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran bahkan hartanya demi kemajuan dakwah islam.
Banyaknya amal usaha atau Ortom yang maju karena pengurusnya memiliki jiwa visioner dan cita-cita yang besar. Dari harapan dan cita-cita besar itu orang akan berfikir besar, untuk melakukan kerja-kerja besar. Demikianlah seharusnya orang-orang yang memikirkan Muhammadiyah. Mereka memiliki visi yang besar, persepsi yang besar, langkah yang tegar, ide-ide yang selalu segar dan amal-amalnya tumbuh mengakar.
Pengurus Muhammadiyah hendaklah visioner, karena mereka akan berfikir lebih cepat dari masanya. Dengannya mereka dapat mengusung keberanian, menepis ketakutan dan menghilangkan keraguan. (Zero to hero : 163).
4. Menjalin kerjasama antar amal usaha dan Ortom.
Selama ini banyak amal usaha Muhammadiyah atau Ortom seakan-akan berjalan sendiri-sendiri, mereka disibukkan oleh amal usahanya masing-masing, dengan begitu amal usaha yang maju akan terus maju sedangkan amal usaha yang belum maju terus tertinggal bahkan mengalami kemunduran.
Untuk mengantisipasi hal tersebut hendaknya mereka menjalin komunikasi dan kerjasama antar amal usaha. Amal usaha yang sudah maju dapat membantu amal usaha yang belum maju. Dan yang belum maju dapat belajar dari amal usaha yang sudah maju, saling melengkapi, saling membantu, sehingga amal usaha yang belum maju dapat maju dan berkembang.
5. Menjalin kerjasama dengan instansi-instansi terkait
Untuk maju diperlukan kerja sama. Selain program Muhammadiyah dapat berjalan dengan mudah, nama Muhammadiyah akan semakin dikenal oleh masyarakat. Karena kiprahnya yang bagus masyarakatpun akan ikut serta menghidup-hidupkan Muhammadiyah.
Adapun yang selama ini terjadi yaitu amal usaha atau Ortom yang tidak mau menjalin kerjasama, sehingga mereka hanya dikenal dan diakui oleh komunitasnya. Mereka sudah bangga dengan organisasinya sendiri dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, mereka lupa akan pentingnya kerjasama. Ketika mereka membutuhkan sesuatu dan tidak dapat memenuhinya, maka kegiatan mereka akan terputus begitu saja. Kalau kita lihat Rasulullah Saw dalam berdakwah beliau tidak lepas dari kerjasama, sehingga dakwah beliau dapat berjalan dengan baik dan kejayaan islam dapat terwujud.
6. Menyiapkan kaderisasi Muhammadiyah sejak dini dan pendampingan yang berkesinambungan.
Kalau kita cermati perkembanagn dakwah Muhammadiyah dari sisi amal usahanya, kebanyakan dari amal usaha itu dapat berkembang. Namun jika kita amati kegiatan-kegiatan yang berda di cabang atau ranting, kader-kader Muhammadiyah sangat minim, sehingga pengurus harus berperan ganda. Untuk itu hendaklah Muhammadiyah mulai mengkader anak-anak bangsa sejak dini, mulai dari pelajar, para remaja, dan pemuda dengan pendampingan yang berkelanjutan dengan harapan ketika mereka sudah dewasa akan memiliki visi dan missi Muhammadiyah. Kedepan mereka akan dapat menjadi pengurus cabang, ranting atau amal usaha Muhammadiyah yang handal.
7. Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan potensi pengurus.
Pembinaan dan pelatihan terhadap pengurus Ortom atau amal usaha Muhammadiyah sangatlah penting, karena dengan adanya pembinaan dan pelatihan-pelatihan yang memang dibutuhkan dapat meningkatkan wawasan dan kemampuan pengurus untuk mengembangkan Ortom atau amal usaha Muhammadiyah.
8. Menjalankan program-program yang telah diagendakan sesuai dengan kemampuannya.
Jika setiap amal usaha Muhammadiyah, pimpinan cabang, dan ranting, dapat merealisasikan program-program yang telah dibuat oleh pengurus, pasti Muhammadiyah dapat hidup dan berkembang dengan maksimal. Permasalahannya adalah banyak sekali program-program yang telah dibuat ternyata tidak di laksanakan. Padahal setiap program atau agenda yang dibuat berbobot. Mengapa demikian? karena biasanya terbentur oleh kurangnya dana, kurangnya tenaga, dan waktu yang tidak mendukung.
9. Menindaklanjuti kegiatan dakwah secara berkesinambungan.
Untuk memajukan Ortom atau amal usaha muhammadiyah, diperlukan control dari atas, dalam kegiatan dakwah yang berkesinambungan. Karena tanpa adanya control menyebabkan tujuan dari dakwah Muhammadiyah tersebut keluar dari relnya, sehingga mengalami kemunduran.
Dari sembilan poin di atas, antara satu sama lainnya saling berkaitan. Adapun poin yang paling pokok untuk menghidupkan ranting, cabang dan amal usaha Muhammadiyah adalah sumber daya manusia yang handal atau pengurus yang visioner, mampu meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya. Selain itu, juga dipengaruhi oleh baik buruk manajemen yang ada di dalamnya. Apabila dua poin itu sudah berjalan dengan baik insya Allah poin-poin yang lainnya akan mengikuti. Akhirnya ranting, cabang, dan amal usaha Muhammadiyah dapat maju dan berkembang.
Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an Tarjamah.
2. M. Yusron Asrofie.2005. Kyai H.A.Dahlan Pemikiran dan Kepemimpinan. Yogyakarta : MPKSD PP Muhammadiyah.
3. H. DjarnawiHdikusumo.2010. Matahari-matahari Muhammadiyah. Yogyakarta : Surya Sarana Grafika.
4. Muchlas Abror. 2010. Muhammadiyah Persamaan dan Kebersamaan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
5. AgusSukoco.2009. Mengemban Misi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
6. DR. Haedar Nashir.2010. Muhammadiyah Gerakan Pembaharuan. Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.
7. DR. Haedar Nashir.2010. Akhlaq Pemimpin Muhammadiyah. Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.
8. Drs. H. Hamdan Hambali. 2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.
9. Sholihin Abu Izzudin. 2007. Zero to Hero. Yogyakarta: Pro-U Media.
10. Imam Nawawi. 1999. Tarjamahan Riyadush sholihin. Jakarta : Pustaka Amani.
11. Muhammad HusaenHaekal.Sejarah HidupMuhammad SAW
12. Rebecca Tee. 2004. Manajemen Karir. Yogyakarta : Zenith Publisher.
13. Perlindungan Marpaung. 2007. Full Filing Life. Bandung : MQ. Publishing.
14. Majalah Suara Muhammadiyah.