" Bismillahir Rohmanir Rahiim "

Sabtu, 30 April 2011

Belajar Dari Sang Bayi






Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, (QS. Al-'Alaq:1)



Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, (QS. Al-'Alaq:3)



"Pada saat bayi masih didalam kandungan ibunya…sang bayi berdo’a kepada Allah.. Ya Allah jika saya boleh meminta, saya akan meminta kepada Allah untuk diberikan plasenta/tali ari-ari yang panjang dan banyak. Karena sang bayi berpikir untuk apa adanya tangan, kaki, mata dan yang lainnya, karena didalam rahim sang ibu tidak ada fungsinya. Yang aku butuhkan saat ini adalah tali ari-ari untuk menyuplai/memasok makanan ke dalam tubuhku ini. Kata sang bayi. Yang dianggap penting saat bayi di dalam kandungan ibu adalah tali ari-ari tersebut.




Pada saat bayi itu lahir ke alam dunia ini, justru yang pertama kali dipotong dari tubuh sang bayi adalah tali ari-ari. Ternyata yang selama ini dianggap penting sebagai hal yang terpenting dalam kehidupan sang bayi justru dipotong.




Barulah sang bayi menyadari bahwa untuk bekal hidup di dunia, sang bayi membutuhkan tangan untuk bekerja, menulis, makan dan lain sebagainya, begitu juga dengan kaki, sang bayi baru sadar kalau kaki dapat dipergunakan untuk berjalan dan lain sebagainya. Begitu pula halnya dengan kelengkapan tubuh yang lainnya yang selama di dalam kandungan tidak banyak berfungsi. Malahan kalau seandainya sang bayi itu dilahirkan dalam kondisi yang tidak sempurna, maka akan membuat hidupnya di dunia terganggu dan menderita. Kalau pun sang bayi itu meminta untuk dikembalikan ke dalam kandungan sang ibu tentunya hal ini tidak akan mungkin dan sulit untuk dikabulkan.





Saat di alam rahim (kandungan) Allah Swt telah menyempurnakan fisik kita, maka setelah manusia di lahirkan ke dunia ini, Allah perintahkan untuk menyempurnakan iman dan amal shaleh. Jadi dunia in bukan tempat menyempurnakan jasad atau fisik kita tetapi dunia ini sebagai darul imtihan (sarana latihan) untuk menyempurnakan pelaksanaan amal agama. Tali ari-ari pada bayi ibarat dunia dengan kemilaunya (harta, pangkat, jabatan dan lain sebagainya) sementara kaki, tangan dan mata sang bayi saat di alam rahim ibarat iman dan amal shaleh yang tidak kelihatan manfaatnya ketika di dunia. Barulah ketika kita meninggal, amalan agama (shalat, dzikir, tilawah al Quran, dakwah, shaum, sedekah, jihad, dan menuntut ilmu) terasa manfaat dan kegunaannya.





Saat ajal menjemput justru yang selama ini kita anggap penting selama di dunia ini akan Allah Swt putus dan akan kita tinggalkan termasuk kendaraan, anak istri, saudara, harta benda, maupun jabatan. Semuanya akan kita tinggalkan, kalaupun mereka ikut, hanya ikut sampai dengan liang lahat, sampai dengan pemakaman kita saja. Yang ikut kepada kita hanya iman dan amal shaleh yang selama ini kita anggap tidak penting di dunia ini.




Iman dan amal shaleh merupakan satu-satunya bekal untuk kita di kampung akhirat nanti, dimana kita akan hidup disana untuk selama-lamanya. Sekarang tinggal kembali kepada diri kita masing-masing, bekal yang manakah yang penting diantara yang terpenting. Seyakin apakah kita masih dibangunkan kembali keesokan harinya oleh Allah Swt, atau bahkan apakah kita masih bisa melakukan shalat pada adzan dikumandangkan pada waktu sholat berikutnya nanti ?




Mungkin kita lupa, diluar sana masih banyak orang-orang, baik yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal yang sedang menunggu ajalnya, yang sedang terbaring sakit. Dan jangan kita salah, bahwa dimanapun kita berada, ajal dapat menjemput kita dimana saja dan kapan saja, manusia sedang mandi bisa meninggal, manusia sedang mengemudi, bekerja, olah-raga, bahkan sedang tidur sekalipun bisa meninggal.




Baeknya orang yang membaca dan menulis,lebih baek lagi orng yang mau mengamalkan dan mau menyampaikan kepada saudara muslim yang lain..




Mohon maaf jika terdapat kekurangan pada catatanl ini karena ada benarnya datangnya dari Allah dan adapun kesalahan yang terdapat pada catatan ini datangnya dari kebodohan dan kekurangan dari ilmu kami pribadi..




"Wa maa taf"alu min khoirin ya"lamhullah." (QS Al-Baqoroh : 197) ("Barang siapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah mengetahuinya")



0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates