" Bismillahir Rohmanir Rahiim "

Selasa, 12 April 2011

Keyakinan dan Ketakutan


Ketakutan dan Keyakinan merupakan dua hal yang senantiasa menghiasi perjalanan kehidupan setiap insan di muka bumi ini. Dua hal yang sama-sama memiliki sinergi kekuatan yang besar. Hukum keduanya bahkan saling tarik menarik. Nah, proses tarik menarik keduanya inilah yang menimbulkan suatu perasaan dalam jiwa kita yang disebut kebimbangan.



Ketakutan – Keyakinan – Kebimbangan. Mungkin Anda akan bertanya-tanya, kenapa semuanya memakai kata depan Ke, yang berarti sifat aktif. Sifat aktif berarti si manusianya sendirilah yang menentukan dan berperan besar dalam ketiga hal tersebut.



Ketakutan misalnya, muncul dan akan terus berkembang jika kita memeliharanya dan memberikan ruang kepada “ketakutan” tersebut untuk terus memiliki pengaruh negatifnya pada diri kita. Kebalikannya sekarang. Keyakinan, akan memiliki porsi luar biasa dasyat dalam kehidupan kita jika kita terus mengelolanya dengan baik. Hiduplah terus dalam dinamisnya kekuatan “keyakinan” yang akan menuntun diri kita pada kekuatan luar biasa alam semesta yang menghadirkan peranan YANG ESA dalam setiap langkah yang kita ambil. Lalu, ada “kebimbangan” yang akan terus menghantui atau mengikuti kemanapun kita melangkah. Kenapa? ya karena kita sendiri yang terus-terusan menempatkannya dalam jajaran kehidupan kita. Antara ketakutan dan keyakinan yang terus saling tarik menarik dengan kuat. Dan, Anda sendirilah yang berhak dan mempunyai kuasa untuk melepaskannya.



Seperti halnya, saya sendiri. Jika terus berada dalam lingkaran “ketakutan” jiwa saya, maka akan sangat jauh cita-cita menjadi penulis tercapai. Namun, dengan keyakinan yang saya tambah terus dan terus maka akan menghantarkan saya (walau tidak instan) menuju kearah apa yang saya ingin raih. Contohnya lagi, ada salah satu teman saya menanyakan bagaimana proses naskah pertama saya bisa diterima oleh Elexmedia Komputindo, padahal banyak naskah dari penulis lain yang tidak tembus. Jawaban saya pada teman saya itu hanyalah: “saya tidak tahu, semua begitu saja terjadi, saya hanya memiliki keyakinan penuh saja”. Bahkan ketika naskah belum jadipun, jika orang lain menanyakan diterbitkan oleh siapa, saya tanpa ragu menjawab “oleh Elexmedia” padahal sih saat itu boro-boro sudah masuk ke Elexmedia, pembuatannya saja masih dalam proses sendiri.



Lain lagi dengan salah seorang teman juga yang saya baca postingannya di milis penulisbestseller. Mario namanya, dalam postingannya kali ini, ia merasa sangat luar biasa senang, karena ia mendapatkan komputer baru untuk menunjang cita-citanya menjadi seorang penulis juga. Selama ini ia selalu pergi ke warnet untuk membuat tulisan-tulisannya itu. Ketidakmampuannya saat itu untuk memiliki sebuah komputer, tidak menyurutkan “keyakinan”-nya. Keyakinannya yang sungguh berbuah hasil yang baik. Doa dan ketekuannya untuk tidak menyerah pada keadaan akhirnya memberikannya kedasyatan dari makna “keyakinan” itu sendiri.



Dalam hal ini, artinya Mario terus mengolah “keyakinan” dan mengalahkan “ketakutan” dalam dirinya sendiri. Ketakutan bagaimana bisa ia mencapai cita-citanya, menjadi penulis jika komputer saja tidak punya, boro-boro laptop.



Persoalan “ketakutan” melawan “keyakinan” inilah, yang tidak semua orang bisa mengatasinya. Sehingga muncullah “kebimbangan”.



Kebimbangan akan pilihan-pilihan dalam hidup me-representasikan ketakutan dan keyakinan tadi. Muncul perasaan takut bila pilihannya salah, tetapi dilain pihak muncul keyakinan bahwa inilah jalan yang musti diambil.



Oleh karena itu, mantapkanlah hati Anda. Yakinlah pada diri Anda sendiri. Jangan membayangkan hal-hal yang jauh dari jangkauan nalar diri Anda sendiri yang pada akhirnya justru membuat unsur ketakutan merajai setiap langkah kehidupan Anda.


Bayangkan saja keberhasilan, kesuksesan dan terwujudkan cita-cita Anda dibarengi dengan komitmen dan keseriusan menjalaninya.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates