" Bismillahir Rohmanir Rahiim "

Senin, 11 April 2011

Manusia yang berani hidup

Terlahirkan di alam kehidupan yang nyata ini, tidaklah sedikit dijumpai rintangan dan kemalangan, yang mendera bathin kita. Dan adakalanya, rintangan dan kemalangan tersebut timbul, di luar dari ke logika an. Terjadinya rintangan dan kemalangan ini, tidaklah memandang status sosial atau kondisi seseorang. Semua rintangan dan kemalangan ini, bisa saja menyusup kepada siapapun juga dan di setiap aspek dari kehidupan. Contoh dari rintangan dan kemalangan, yang umumnya dijumpai adalah :
  1. Kemiskinan. Dimilikinya kemiskinan di dalam kehidupan ini, adakalanya bukanlah semata-mata dikarenakan kebodohan (idiot). Di lingkungan kita, adakalanya seseorang dengan segudang gelar dan kemampuan, bekerja siang dan malam, tetapi tetap saja miskin. Adanya kemauan yang kuat serta diiringi oleh tekad yang membara, juga tidak menjamin, berhasilnya kekayaan diraih.

  2. Sakit-sakitan. Tidak sedikit dijumpai, seseorang yang terkena sedikit saja angin, hujan dan debu, langsung jatuh sakit dan adakalanya bisa berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Adalagi yang langsung jatuh sakit, hanya dikarenakan termakan udang, telur, ikan dan lain sebagainya. Untuk jenis penyakit ini, di istilah kedokterannya, dikenal dengan sebutan alergi.

  3. Cacad jasmani Di lingkungan kita, sering dijumpai seseorang yang terlahirkan dengan kondisi cacad jasmani (tubuh). Ada yang terlahirkan dengan tidak dimilikinya mata, tangan, kaki atau organ tubuh lainnya. Atau ada juga dijumpai, seseorang yang terlahirkan dengan sekujur tubuh, ditumbuhi oleh daging.

  4. Bodoh alias idiot. Adanya ketidakmampuan untuk menangkap atau menerima, fakta kebenaran (pengetahuan) adalah ciri khas orang yang bodoh. Ciri khas manusia ini, jika masa pendidikan untuk menjadi sarjana ± 5 tahun maka baginya, bisa saja berlangsung puluhan tahun lamanya dan tidak tertutup kemungkinan, gagal meraih kesarjanaan.

  5. Dihina, difitnah dan dicela Dalam kondisi dan keadaan yang bagaimanapun juga, tidaklah terdapat manusia, yang telah terbebaskan dari hinaan, fitnahan maupun celaan. Mengapakah kondisi ini bisa terjadi? Semuanya ini bisa timbul, tidaklah terlepas dari kuatnya ke Aku an, yang membelenggu bathin seseorang, disamping adanya sifat "iri dan kebencian", yang tidak pada tempatnya.

Jadi, kemiskinan, sakit-sakitan, cacad jasmani, kebodohan dan celaan, yang terjadi adalah rintangan dan kemalangan yang umumnya kita alami. Bagi segelintir orang-orang yang tidak memiliki pengertian benar akan kondisi ini, maka akan menghalalkan (baik maupun buruk) segala macam cara, untuk merombak atau memperbaikinya. Sehingga akhirnya, terjadilah hal-hal yang diluar dari perikemanusiaan. Jika dia berada dalam kemiskinan, maka cara yang umumnya ditempuh adalah menipu, memanipulasi, korupsi dan bahkan membunuh. Dan kehadirannya, akan selalu berdampak negatif bagi pihak lain atau menjadi beban masyarakat. Singkatnya dikatakan bahwa setiap derap langkah dan tindak tanduknya, cenderung merugikan pihak lain. Kalau demikian halnya, adakah manfaatnya (kehadiran) terlahirkan di alam manusia ini…? Dan dilain sisi, jika terlahirkan sakit-sakitan dan dia akan selalu menyalahkan pihak lain, misalnya orang tuanya atau dokter yang tidak becus (pandai) mengobatinya (menurut dia). Ini adalah ciri khas manusia, yang lari dari kenyataan. Atau tidak mengerti (menyadari) hakekat yang sesungguhnya dari hukum karma, yang menyatakan bahwa kondisi apapun yg dialami, tidaklah terlepas daripada karma, yang sudah seyogianya diterima. Dengan selalu menyalahkan pihak lain, atas kemalangan yang dialami, maka akan memberi peluang, timbulnya kebencian dan antipati. Dan jika dalam kondisi ini, sampai timbul dan tertanam dengan baik, apakah yang akan dirasakan?
Tidak lain adalah penderitaan. Jika penderitaan yang dihasilkan, inilah yang disebut dengan kebodohan ! Selanjutnya, jika terlahirkan cacad jasmani dan kita tidak mau menerima kenyataan ini, akan adakah manfaatnya, disesalkan? Konsep hukum karma menegaskan bahwa sesuai dengan benih yang telah ditabur maka itulah yang akan dipetik. Kebajikan yang diperbuat maka kebahagiaanlah akibatnya dan begitu juga sebaliknya.

Manusia yang berani hidup, dalam hal ini adalah bermakna, tidak akan terjerumus ke perbuatan-perbuatan tercela, baik diberi peluang atau tidak. Dan di samping itu, juga memiliki kemampuan untuk mau menerima, kerealitaan-kerealitaan yang dialami. Jadi, jika kita lari dari kenyataan dikala tertimpa kemalangan atau rintangan, dan meng "halal" kan segala cara, agar sesegera mungkin terbebas, dari kondisi yang kurang menguntungkan ini, itulah ciri khas dari tipe tipe manusia, yang takut untuk hidup. Agar kita senantiasa menjadi manusia yang berani untuk hidup, maka milikilah selalu.

  1. kerajinan dan semangat.
    Tanpa dimilikinya modal ini, maka apapun yang ingin diawali, tidaklah akan berhasil, yang sesuai dengan yang telah diharapkan.

  2. senantiasalah berhati-hati.
    Aspek dari ke hati-hati an, sangatlah diperlukan di setiap aktivitas, yang akan dimulai. Jika tidak, maka kemalanganlah yang akan dihasilkan.

  3. Milikilah sahabat yang baik.
    Sahabat yang baik dalam hal ini adalah sahabat yang bisa membagi "sukkha : bahagia " dikala kita bahagia, dan "dukkha :derita" dikala kita tertimpa musibah.
  4. Kontrollah penghasilan sebijaksana mungkin.

Semoga dengan dimilikinya dittha dhammi kattha 4 ini, hendaknya sepanjang pengembaraan (kehidupan) di alam manusia, kita berani menatap kehidupan ini, sesuai dengan kerealitaan yang berlaku, serta tidak akan lari dari kenyataan. Jadilah manusia yang berani hidup, yang berani menatap kerealitaan dan tidak lari dari kenyataan serta meng "haram" kan segala bentuk kejahatan. Akhirnya, semoga semua makhluk, hendaknya senantiasa hidup sesuai dengan " dharma : kebenaran", yang terbebaskan dari ketidak-benaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates